Lensantara, Malinau : Pengerjaan Dedap Raya Bulungan, kipas raksasa yang disiapkan untuk rekor MURI pada Festival Budaya Irau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau, telah berlangsung hampir sebulan. Karya tersebut menjadi ikon masyarakat Bulungan dalam pesta budaya terbesar di wilayah perbatasan itu.
Karya para pengrajin Bulungan ini memiliki tinggi sekitar 15 meter dengan bentangan hingga 30 meter ketika dibuka penuh. Ukuran itu menjadikannya layak disebut sebagai kipas raksasa pertama dan terbesar dalam sejarah pelaksanaan Festival Irau Malinau.

Dedap, dalam bahasa Bulungan berarti kipas, menjadi simbol kreativitas dan kebanggaan masyarakat Bulungan pada Irau tahun ini. Pembuatan kipas tersebut melibatkan empat pengrajin dan belasan warga yang bekerja sukarela untuk memperkenalkan warisan budaya leluhur di panggung Irau.
Proyek ini telah dikerjakan sejak 20 September dan ditargetkan rampung sebelum acara puncak Irau berlangsung. “Kami kerja mulai tanggal 20 September dan harus selesai sebelum subuh karena besok sudah acara rekor MURI,” ujar Indra Bangsawan, tokoh adat Bulungan yang memimpin pengerjaan Dedap Raya, di kawasan Padan Liu Burung (BLP), Rabu (15/10/2025).
Struktur utama kipas menggunakan kayu balok, diperkuat dengan rangka besi dan papan kayu. “Kayu ini kami butuhkan sekitar enam kubik untuk papan dan balok, plus dua kubik lagi untuk rangka,” jelas Indra.
Makna kipas bagi masyarakat Bulungan terbilang mendalam karena berakar pada tradisi lama. Dalam sejarahnya, kipas berawal dari daun yang digunakan untuk menghidupkan api di hutan, lalu berkembang menjadi perlengkapan penting dalam upacara kesultanan.
“Kipas ini dulunya alat sederhana, tapi kini menjadi simbol kehormatan dan seni. Bahkan ada tarian kipas Bulungan yang akan tampil di Irau,” tutur Indra yang juga dikenal sebagai pemerhati budaya.
Menurutnya, Dedap Raya tidak hanya menjadi karya monumental, tetapi juga sarana pelestarian nilai budaya. “Kami ingin menunjukkan bahwa kipas bukan hanya alat pendingin, tapi bisa jadi karya bernilai budaya dan ekonomi,” katanya.
Ia menambahkan, kipas telah menginspirasi banyak pelaku UMKM Bulungan untuk memproduksi kipas hias sebagai cenderamata khas daerah. Upaya ini sekaligus memperluas makna budaya menjadi peluang ekonomi kreatif masyarakat.
Selain Dedap Raya, dua kipas lain turut dibuat sebagai pelengkap dekorasi panggung utama Festival Irau. Masing-masing memiliki tinggi tiga meter dan bentangan lima meter sebagai penunjang tampilan visual pada ajang budaya tersebut.