Lensantara, Malinau : Kipas raksasa, Dedap Raya karya masyarakat Bulungan di tengah kemeriahan Festival Budaya Irau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau menyimpan makna filosofis yang dalam tentang kesejukan, penghormatan, dan kebersamaan dalam kehidupan sosial masyarakat Bulungan.
Kipas setinggi 15 meter dan berdiameter 30 meter ini menjadi simbol perjalanan budaya Bulungan dari masa lalu hingga kini. Kipas yang dahulu hanya terbuat dari daun untuk menghidupkan api di hutan, kini menjelma menjadi karya seni megah yang merekam nilai-nilai kehidupan dan sejarah leluhur.

(Foto : AR).
Tokoh adat Bulungan, Indra Bangsawan, menuturkan bahwa dedap, sebutan kipas dalam bahasa Bulungan, memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan identitas masyarakat Bulungan. “Kipas ini melambangkan kesejukan, penghormatan, dan kerja sama. Dulu dibuat dari daun untuk menghidupkan api,” ujarnya.
Indra menjelaskan, perubahan bentuk kipas dari daun menjadi kain dan kayu mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap perubahan zaman tanpa meninggalkan akar budaya. Dalam setiap helai kain yang membungkus rangka kayu dedap, tersimpan pesan tentang ketekunan, gotong royong, dan semangat melestarikan tradisi.
Dedap Raya atau Dedap Sebenua juga bermakna “sekampung”, menggambarkan kebersamaan masyarakat dalam menciptakan karya besar tersebut. Pengerjaannya dilakukan secara gotong royong sejak 20 September, melibatkan puluhan warga.
Dalam atraksi adat Bulungan bertajuk prosesi perkawinan tradisional Bulungan yang dihadirkan di panggung festival pada Kamis (16/10/2025), kipas menjadi bagian dalam prosesi, sebagai salah satu mahar yang diajukan pihak perempuan. Nilai simbolik ini memperkuat makna dedap sebagai lambang penghormatan dan kesatuan dua keluarga.
Ketua Lembaga Adat Bulungan, Datu Misrah, mengatakan Dedap Raya adalah wujud semangat masyarakat dalam menjaga warisan budaya. “Kami ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai lama bisa diangkat kembali dengan cara baru. Dedap ini bukan hanya karya besar secara ukuran, tapi juga besar dalam makna,” tuturnya.
Kini, kipas telah berkembang menjadi bagian dari seni dan ekonomi kreatif masyarakat Bulungan, bahkan menjadi produk UMKM khas daerah. Sedangkan Dedap Raya tengah diajukan untuk pencatatan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kipas terbesar di Indonesia yang dijadwalkan pada penutupan Festival Irau ke-11.