Kearifan Dayak Tahol: Hidup Rukun dalam Empat Petuah Leluhur

‎Lensantara, Malinau : Dalam kebudayaan Dayak Tahol, nilai-nilai kehidupan diwariskan melalui petuah lisan yang memuat panduan moral dan sosial bagi generasi penerus. Empat di antaranya, Ansi Lulum, Ambabayur, Tumahok, dan Ampupunguh, menjadi ajaran tentang arti hidup rukun, beriman, dan menjaga persatuan di tengah keberagaman.

‎Kepala Adat Besar Dayak Tahol Nasional, AKP (Purn) Kalvianus Kilip Ukung, pada atraksi adat dan budaya Tahol dalam Festival Budaya Irau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau, Senin (13/10/2025), menjelaskan bahwa keempat petuah ini merupakan cerminan pandangan hidup masyarakat Tahol tentang cara membangun harmoni.

‎“Ansi Lulum berarti hidup rukun dan damai di antara sesama, baik sesuku maupun sekampung, bahkan satu kabupaten. Kalau ini terwujud, kita pasti hidup tenteram,” ujarnya. Ia melanjutkan, Ambabayur mengandung makna pentingnya satu tujuan dalam kebersamaan.

‎Nilai ini menuntun masyarakat agar saling mendukung demi kesejahteraan bersama. Sedangkan Tumahok menegaskan keteguhan iman, keyakinan yang menjadi dasar moral dalam menghadapi berbagai perubahan zaman.

‎Adapun Ampupunguh menggambarkan persatuan yang kuat meski penuh perbedaan. Kalvianus mengibaratkan suku Tahol seperti tandan kelapa sawit: banyak biji berduri, tetapi tidak saling melukai. “Begitulah kita, harus hidup berdampingan, kuat, namun tidak menyakiti,” tuturnya.

‎Keempat ajaran itu membentuk kerangka nilai masyarakat Dayak Tahol dalam menjaga keseimbangan antara individu, sesama, dan alam. Di tengah arus modernisasi, pesan ini tetap relevan sebagai pengingat bahwa harmoni sosial berawal dari niat untuk hidup damai dan saling menghormati.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *